Kamis, 18 April 2019

PERMINTAAN UANG - TEORI CAMBRIDGE dan IRVING FISHER


TEORI CAMBRIDGE dan IRVING FISHER

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari yang namanya uang karena dalam menjalankan kegiatan sehari-hari kita membutuhkan uang sebagai alat untuk memperlancar kegiatan ekonomi. Tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan sehari-hari yang kita lakukan lebih didominasi oleh kegiatan ekonomi, selain itu kegiatan ekonomi penting bagi perekonomian suatu negara sehingga bisa dikatakan bahwa uang merupakan jantung dari perekonomian. 
Begitu pentingnya uang dalam perekonomian, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat harus seimbang dimana jumlah uang yang disediakan oleh Bank Indonesia harus sama dengan jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan mengetahui jumlah permintaan uang di masyarakat maka dapat membantu Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dalam hal mencetak dan mengedarkan uang ke masyarakat. Dengan melihat hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa permintaan uang mempunyai peranan yang penting terutama berkaitan dengan pemilihan kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral.
Dimana dengan diketahuinya jumlah permintaan uang masyarakat maka bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia dapat menetapkan kebijakan yang sesuai, melalui instrumen moneter yang ada agar jumlah uang yang tersedia seimbang dengan jumlah permintaan uang  di masyarakat. Pentingnya permintaan uang bagi perekonomian membuat teori permintaan uang terus mengalami perdebatan dan perkembangan dari waktu kewaktu, sehingga dalam makalah ini ingin dipaparkan permintaan uang tentang klasik menurut Cambridge dan irving fisher.

B.     Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
1.      Apa yang di maksud dengan permintaan uang ?
2.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang ?
3.      Bagaimana teori permintaan uang menurut irfing fisher dan cambridge ?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam menyusun makalah ini yakni sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian permintaan uang.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang.
3.      Untuk mengetahui teori irfing fisher dan cambridge mengenai permintaan uang.
  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Permintaan Uang
Permintaan uang adalah jumlah uang yang di perlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu. Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Karenanya jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat pendapatan. Jika tingkat pendapatan meningkat, permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominal dibandingkan dengan tingkat harga (real money balances). Karena uang hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral (money neutrality), dalam arti uang hanya memengaruhi tingkat harga.

B.     Faktor-Faktor Permintaan Uang
Dalam permintaan uang terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi adanya kegiatan tersebut. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi adanya permintaan uang:
a.       Tingkat harga, apabila harga barang dan jasa semakin tinggi maka semakin tinggi pula permintaan uang yang di butuhkan oleh masyarkat untuk membayar. Contoh: harga daging sapi yang naik menjelang Hari Raya Idul Fitri.
b.      Tingkat suku bunga, semakin tinggi suku bunga semakin tinggi juga keinginan masyarkat untuk menabung di bank, sehingga permintaan uang meningkat.
c.       Ekspektasi, apabila masyarakat memperkirakan ekonomi akan meningkat di masa yang akan datang, maka masyarakat akan terdorong melakukan transaksi lebih banyak sehingga permintaan uang akan meningkat.
d.      Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya, peningkatan selera masyarakat terhadap barang-barang yang relative murah akan meningkatkan permintaan terhadap uang untuk tujuan transaksi.

C.    Teori Permintaan Uang menurut Klasik
Teori permintaan uang klasik atau yang sering disebut dengan teori sebelum Keynes dimana permintaan ini selalu dalam keadaan seimbang bermula dari teori tentang jumlah uang yang beredar dalam masyarakat (teori kuantitas uang). Teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan tentang alasan seseorang menyimpan uang dalam bentuk kas, namun lebih pada peranan uang dalam perekonomian. Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mengenai permintaan akan uang. Teori permintaan uang klasik (sebelum Keynes) diantaranya teori permintaan uang Irving Fisher dan teori permintaan uang Cambridge.
1.      Teori Permintaan Uang menurut Cambridge
Kaum Cambridge berbeda pandangan dengan Fisher karena menganggap uang adalah sebagai penyimpan kekayaan (store of wealth) dan bukan sebagai alat pertukaran. Kaum ekonom Cambridge, seperti Marshall dan Pigou, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memegang uang tunai (cash balance) yang menurut kedua ekonom tersebut ditentukan oleh tingkat bunga, jumlah kekayaan, yang dimiliki, harapan mengenai tingkat bunga di masa yang akan datang, dan tingkat harga.
Namun dalam jangka pendek faktor-faktor tersebut bersifat tetap (konstan) atau berubah secara proporsional terhadap pendapatan. Jadi, kaum Cambridge menyatakan bahwa keinginan seseorang untuk memegang uang tunai secara nominal adalah proporsional terhadap pendapatan nominal seseorang. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Md = kY

Md       = permintaan uang riil
k          = proporsi permintaan uang terhadap pendapatan atau output (konstanta)
Y         = pendapatan
Dalam hal ini Md adalah jumlah uang tunai yang dipegang oleh masyarakat (permintaan uang). k adalah konstanta yang menunjukkan presentase jumlah uang tunai yang dipegang terhadap pendapatan dan Y adalah pendapatan.
Berdasarkan persamaan tersebut, jika y = Y/P, maka Md = k.p.Y atau dapat dimanipulasi menjadi:
Md / P = k.Y
Secara matematis persamaan Cambridge di atas sama dengan persamaan Fisher sebab k = i/V, akan tetapi secara teori kedua persamaam tersebut sangat berbeda. Teori permintaan uang menurut Fisher didasarkan pada pendekatan transakasi (transaction approach), sedangkan persamaan Cambridge di atas didasarkan pada pendekatan kebutuhan masyarakat memegang uang tunai (cash balance approach) yang menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan pada penghasilan nasional secara riil, maka permintaan uang tunai juga akan naik.
2.      Teori Permintaan Uang menurut Irving Fisher
Teori permintaan uang sebelum Keynes sering juga disebut sebagai teori permintaan uang klasik. Teori permintaan uang ini dikatakan klasik karena landasan pemikiran mengenai perekonomian dalam teori tersebut menggunakan asumsi klasik, yaitu perekonomian selalu berada dalam keadaan seimbang.
            Beberapa teori permintaan uang sebelum Keynes, seperti permintaan uang menurut Irving Fisher dan teori permintaan uang menurut Cambridge. Teori permintaan uang menurut Irving Fisher seperti diuraikan dalam bukunya berjudul Transaction Demand Theory  of the Demand  for Money memandang uang sebagai alat pertukaran. Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang. Teori ini mendasarkan pada falsafah hukum say, bahwa ekonomi akan selalu berada dalam keadaan full employment. Menurut Fisher, apabila terjadi suatu transaksi antara penjual dan pembeli, maka terjadi pertukaran antara uang dan barang/jasa, sehingga nilai dari uang yang ditukarkan pastilah sama dengan nilai barang/jasa yang ditukarkan. Atau secara matematis dapat di tulis sebagai berikut:
MV = PT
            Dalam hal ini M adalah jumlah uang yang beredar (penawaran uang), V adalah tingkat kecepatan (velocity) perputaran uang. Ini menunjukkan berapa kali satu mata uang berpindah tangan dari satu orang kepada orang lain dalam satu periode. P adalah harga barang/jasa. T adalah jumlah (volume) barang/jasa menjadi objek transaksi. Persamaan di atas merupakan suatu persamaan identitas (artinya pasti benar, karena sisi kiri dan sisi kanan tanda sama dengan selalu sama benar), dengan kata lain, total pengeluaran (MV) sama dengan nilai barang/jasa yang dibeli/ditukar (PT).
            M x V = P x T atau MV = PT
            Dimana:
            M         = jumlah uang yang beredar
            V         = velositas uang
            P          = tingkat harga umum
            T          = jumlah unit transaksi
            Dengan demikian : jumlah uang x velositas = harga x transaksi
            Velositas uang merupakan konsep yang menunjukkan beberapa kali dalam setahun uang berputar di dalam suatu perekonomian. Dalam jangka pendek, kecepatan uang beredar dianggap tetap. Kemudian dalam versi lain, volume barang yang diperdagangkan (T) diganti dengan output riil (O) sehingga persamaan tersebut berubah menjadi:
MV = PO = Y
            Dalam teori kuantitas uang ini, Irving Fisher mengasumsikan bahwa keberadaan uang pada hakikatnya adalah  flow concept. Keberadaan uang ataupun permintaan uang tidak dipengaruhi oleh siki bunga, akan tetapi besar kecilnya uang akan ditentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut. Pada saat yang hampir bersamaan Marshal dan Pigou dan Uneversitas Cambridge mengembangkan formulasi yang hampir sama, namun pada hakikatnya berbeda.
Contoh Soal : 
Misalnya dalam sebuah perekonomian yang hanya memproduksi mobil, dalam setahun dihasilkan 10.000 unit mobil. Harga per unit mobil adalah Rp 60 juta, sedangkan velositas uang adalah 12 kali setahun, maka jumlah uang yang di butuhkan adalah :
            M x 12 = 10.000 x Rp 60.000.000
            M = (10.000 x Rp 60.000.000) : 12 = Rp 50 Milyar
            Bila produksi mobil meningkat menjadi 12.000 unit (naik 20%), ceteris paribus, maka jumlah uang yang dibutuhkan  meningkat 20%, yaitu M = (12.000 X Rp 60 juta) : 12 = 60 Milyar, atau menjadi   ∆M sebesar 20%.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Permintaan uang adalah jumlah uang yang di perlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu. Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Karenanya jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat pendapatan. Jika tingkat pendapatan meningkat, permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya.
Faktor-Faktor Permintaan Uang diantaranya sebagai berikut:
1.      Tingkat harga apabila harga barang dan jasa semakin tinggi maka semakin tinggi pula permintaan uang yang di butuhkan oleh masyarkat untuk membayar.
2.      Tingkat Suku Bungan, semakin tinggi suku bunga semakin tinggi juga keinginan masyarkat untuk menabung di bank, sehingga permintaan uang meningkat.
3.      Ekspektasi, apa bila masyarakat memperkirakan ekonomi akan meningkat di masa yang akan datang, maka masyarakat akan terdorong melakukan transaksi lebih banyak sehingga permintaan uang akan meningkat.
Teori permintaan uang menurut Cambridge berbeda pandangan dengan Fisher karena menganggap uang adalah sebagai penyimpan kekayaan (store of wealth) dan bukan sebagai alat pertuka. Teori permintaan uang menurut Irving Fisher seperti diuraikan dalam bukunya berjudul Transaction Demand Theory  of the Demand  for Money memandang uang sebagai alat pertukaran. Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang. Teori ini mendasarkan pada falsafah hukum say, bahwa ekonomi akan selalu berada dalam keadaan full employment.

B.     Saran
Dalam saran hal ini berkaitan dengan teori Cambridge dan Irving Fisher yang sebetulnya telah mencerminkan permintaan uang yang telah ada di masyarakat. Saran dalam hal ini lebih bagaimana pengimplementasian dari teori tersebut untuk menyejahterakan masyarakat itu sendiri karena meskipun teori yang telah dipaparkan tersebut telah baik, jika tidak adanya pengimplementasiannnya terhadap suatu negara atau masyarakat maka tersebur hanya bernilai teori saja tidak ada nilah tambah. Sehingga saran yang bisa disampaikan dalam hal ini adalah teori apa saja yang diterapkan untuk membangun suatu bangsa maka terapkanlah karena hal itu juga mencerminkan bahwa kita telah menghargai para pendahulu yang telah menciptakan teori tesebut.
  
DAFTAR PUSTAKA
Yuliana, Nurhadi.  Ekonomi SMA/ MA Kelas XI. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001.
Pratama, Rahardja. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Lemabaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2008.
Fachruddiansyah dan Ekawarnan, Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.



[1] Yuliana Nurhadi, Ekonomi SMA/ MA Kelas XI ( Jakarta,:PT Bumi Aksara, 2001), hlm. 118-119.
[2] Pratama Rahardja, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) (Jakarta: Lemabaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2008), hlm. 318.
[3] Ekawarnan dan Fachruddiansyah, Pengantar Teori Ekonomi Makro (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010) hlm. 93.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar